Judul Buku kali ini "What I Talk about When I talk About Running." Buku ini menjadi beda dari yang pernah kubaca. Layaknya science fiction yang bergelut sastra dan novel, namun kita perlu ingat bahwa ini bukanlah science fiction. Ibarat kalau di Indonesia ada penulis Avianti Armand yang mampu merubah hal yang bergelut terjadi di dunia nyata menjadi sebuah novel cerita.
Ialah Haruki Murakami, ia menuliskan kisah hidupnya dengan perspektif yang berbeda dari setiap kepingan ceritanya. Yang utamanya sesuai judul, berbicara soal berlari. Haruki menjelaskan perjuangan langkah kakinya dari yang semula menjadikan waktu sebagai goals nya menjadi jarak sebagai goals nya. Tentunya ia pun menyadarkan kita bahwa semua tak ada yang salah, semua punya Point of view sendiri karena kenyataanya kita berlomba melawan diri kita sendiri dan bukan orang lain.
Ada banyak point of view yang ia utarakan selama ia berlari. Dengan menjelaskan kondisi setiap orang yang berbeda, tidak menjadi suatu alasan bagi sebuah perjuangan menuju sehat. Karena, segalanya bergantung dari diri sendiri. Haruki mengalirkan cerita Based on True Storynya layaknya cerita utopia yang di hadapi banyak manusia.
Di point of view lain, Haruki menjelaskan perjalanannya selama ia bisnis yang juga sempat berdampak pada rutinisnya sebagai pelari. Hingga suatu kali ia kembali bangkit untuk berlari. Kesadaran itu muncul dan ketika hiatus, Haruki bercerita itu bisa saja terjadi ke banyak orang. Kita perlu memahami diri sendiri dan melihat kacamata setiap orang bahwa bisa jadi segala yang ia lewati berbeda. Begitupula ketika berlari, barangkali segala langkah yang ditempuh setiap orang punya ceritanya sendiri.
Disinilah Point of Viewnya sebagai seorang peunlis dan novelist menyadarkan kita bahwa ketika kita menulis, banyak kacamata yang perlu kita pahami tanpa hanya membaca dan melihat dari kacamata sendiri. Haruki menulis mengalir dalam fokus dan konsisten tanpa lupa dengan hobinya untuk berlari. Begitulah dunia, yang ia tangkap dari kacamata berbeda sebagai seorang penulis maupun pelari.

0 comments:
Post a Comment