Friday, August 29, 2025

Kepingan Duka Untuk Negeri Kita

Gambar dalam Duka cerita tanah.Penulis 2025

Tak pernah kita bisa pilih dimana dilahirkan di dunia. 

Bagi rakyat Indonesia, inilah berkah yang tak hingga.

Hamdalah, lahir di tanah bersama orang tua tercinta. 

Bermain di tanah yang katanya terpencar pulau dimana-mana.

Bisa menjelajahinya saja, melintasinya juga menjadi berkah luar biasa.

Negeri ini yang dicinta dengan elok berbagai budaya, rupa bahasa penuh warna.


Negeri ini sesunggunya bebas nan ceria. Melihat banyak buah tumbuhan sayur tak terkira.

Dikelilingi satwa hutan, pun di jalanan bertebar, dipeliharapun penuh ceria.

Hingga melihat Fajar dan senja saja menjadi elok penuh cerita.

Entah di pulau timur, barat, bahkan di Ibukota.

Indonesia, ialah keluarga untuk semuanya. Tempat kembali ketika di perantauan penuh suka duka.

Ialah tempat dimana senyum terjadi diantara lembah, hutan, puncak hingga lautan.


Tak luka, di kala tertentu pemimpinya bersandiwara.

Padahal ia juga bagian daripada kita. Sesama, seperti musuh dalam tanah air tercinta.

Hingga suatu kali dan berkali kali ia menangis tak hanya bernyanyi tanah air beta.

Empati simpati tak pernah lepas dari sesama terasa satu darah perjuangan dan saudara.

Terkadang dalam sedarah juga menjadi musuh tak dikira.

Bukan perang antara bangsa dan negara, tapi menjadi antara saudara.

Disinilah duka berbalik dari suka cerita tanah air kita.

Dari Indonesia raya menjadi mengheningkan Cipta.


Tiadalah daya tak ada musuh sesungguhnya, karena musuh sebenarnya adalah di dalam diri kita, 

kita yang mungkin sudah menjadi musuh dari Tanah airnya, ketika saudaranya menjadi musuh baginya.

Sadarlah dalam diam, lisan, bertindak maupun lewat doa. Semua ada konsekuensinya semata.

Naudzubillah. 

0 comments:

Post a Comment