![]() |
Palestine. Sumber: Penulis 2025 |
Suatu hari seluas tanah bisa menjadi rebutan. Dalam hal kisah, doktrin menjadi cerita dari setiap manusia yang tumbuh di rumah kelahirannya. Beruntungnya dalam rasa syukur kita yang terlahir di tanah damai. Menikmati setiap nikmat alam dari Allah, tempat singgah dunia yang penuh dengan hiruk pikuk konflik yang ternyata dibuat oleh sesama manusia itu sendiri.
Antara syukur dan kufur, pilihan dari setiap yang terjadi pada setiap cerita. Khilaf terkadang kufur itu beralih menjadi daya dalam kerusakan di tanah yang berbeda. Ketenangan tak lagi menjadi jawaban karena setiap tempat memiliki ketenangan yang berbeda.
Arti dari damai, sebatas menjalani ibadah dalam sentuhan hati yang terurai. Menjadi nikmat lain dari keteraturan ruang berbeda yang dirasakan setiap manusia. Di negeri sana, mendapatkan bubur untuk pengisi lapar dahaga sudah menjadi rasa syukur yang luar biasa. Sementara disini, mendapat daging sudah menjadi hal yang lewat begitu saja.
Dunia sedang ramai berebut mencari nama tanpa lupa yang diperebtukan terurai luka binasa. Damai dicari tuk sekedar berlindung diri. Dalam reruntuhan, sekeping senyuman dan sujud bagi mereka sudah menjadi cerita terbaik rasa nyaman mengadu dan memeluk tuhannya. Sementara kita lupa, disini sejadah di rumah dan masjid saja sesungguhnya sudah lebih daripada tempat nyaman yang malah menjadi biasa saja.
Dunia dalam cerita ribut dan begitu ramai berseru dalam nyata maupun maya, Semua berebut isu dan berlomba dalam hiruk pikuk suara dan cerita. Hingga lupa arti cerita dari dunia nyata, yang ternyata ledakan menjadi pemicu cerita di setiap tempat yang berbeda.
Allah, ingatkan manusia ini bahwa yang terindah adalah surga disana, bukanlah dunia penuh cerita yang hinggap sementara penuh suka duka dan hiruk pikuk lara. Dalam sujud itu menyatu denganmu mencapai ketengana dalam cerita yang berbeda.