| Tenggelam dalam bencana |
Tenggelam dalam Negeriku, artinya melihat apa yang terjadi semua adalah karena ulah manusia itu sendiri. Yang diatas yang berkuasa punya andil paling besar, sementara yang semakin dibawah dan semakin banyak tenggelam dalam andilnya.
Saat ini, mungkin kita yang tak disana atau di lapangan tak merasakan. Di luar ruang bisik sosial media dan berita mungkin nampak sekilas tak terjadi apa-apa. Hingga terbelisat, ketika mendengear sedikit beriuta usut membuka sosial media. Disana terbanjiri oleh berita dukanya negeri ini yang sejak beberapa hari belum pulih.
Inilah negeri yang dipimpin dan dikelola yang katanya oleh rakyat untuk rakyat namun nyatanya tidak. Negeri yang dibilang sebagai surganya alam dan kebutuhan. Panorama alam justru menjadi senjata yang dibalikkan. Manusia menjadi terlihat serakah menghancurkan alam dan sesama. Hingga perlahan menyaksikan saudaranya tenggelam oleh apa yang dilakukan.
Saat ini Banjir, tapi sebenarnya masalahnya bukan hanya itu. Masalahnya adalah sebelum, saat ini dan sesudahnya. Korbannya selalu rakyat disini dan disana. Menunjuk alam sebagai bencana, padahal merekalah juga korbannya. Inikah pemimpin dunia, benarlah jika sang calon pemimpin pernah berkata, yang kurang lebihnya "Jika terpilih menjadi pemimpin, Allah telah mengizinkan saya, tapi jika tidak artinya Allah meyelamatkan saya,"
Mungkin benarlah, menjadi pemimpin di negeri ini adalah pilihan yang dipilih dan kesempatan untuk menyelamatkannya. Menyelamatkan dari tenggelamnya rumahnya sendiri, bagaimana bisa merasakan apa yang dirasa saudaranya dari belahan pulau yang berbeda. Tinggalah kita, menyadarinya atau tidak, bahwa tenggelam dalam negeri sebelum terjadi dan setelahnya.













